Lombok Barat, NTB, RELEVANTNEWS.SITE - Karena penundaan jadwal keberangkatan Kapal Egon di Pelabuhan Lembar, puluhan kendaraan logistic dengan tujuan waingapu, Sumba, NTT tidak bisa melanjutkan perjalanan, tertahan di Pelabuhan Lembar.
Menyikapi ini, Pihak Kepolisian, dalam hal Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar, Polres Lombok Barat melakukan komunikasi secara intens dengan pihak Otoritas Pelabuhan Lembar.
Alhasil, dari hasil koordiansi tersebut akhirnya membuahkan hasil terkait kepastian jadwal keberangkatan kapal yang akan melayani penyebarang menuju waingapu, Sumba, NTT.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Lembar Iptu Irvan Surahman, S.Tr.K. mengatakan akibat tertundanya keberangkatan sopir truk logistic ini, mengalami kesulitan untuk dalam bertahan di Pelabuhan.
“Berupaya membantu dalam memenuhi sekedar kebutuhan makan dan minum, seperti kegiatan program Jumat berkah hari ini, menyasar sopir truk yang tertunda keberangkatannya,” ungkapnya, Jumat (3/9/2021).
Kepada para sopir truck ini, jajaran Polsek Kawasan Pelabuhan Lembar membagikan makanan, air minum dan masker untuk sopir truk ini, dimana sudah sekitar dua bulan bertahan di Pelabuhan.
“Diharapkan dapat membatu rekan-rekan sopir selama menunggu jadwal keberangkatan kapal yang akan mengangkut mereka,” pungkasnya.
Terkait jadwal keberangkatan Kapal, dari hasil koordinasi telah menemukan titik terang, dimana jadwal keberangkatan direncanakan pada tanggal 4, 7, dan 19 September 2021.
“Semoga ini dapat direalisasikan, dan untuk perkembangan, kami dari pihak kepolisian akan terus berkoordinasi dengan otoritas Pelabuhan maupun dengan Pihak Kapal,” katanya.
Kapal Egon mengalami penundaan karena sedang melakukan docking, atau perawatan dan perbaikan, sehingga mengakibatkan 38 truk tujuan waingapu NTT tertahan di Pelabuhan Lembar.
Sementara itu, Ombu domu ninggeding, salah satu sopir ekspedisi jawa, bali, sumba NTT ini mengaku, sudah dua bulan bertahan di Pelabuhan Lembar, menunggu jadwa keberangkatan kapal.
“Kami sudah dua bulan mengendap di Lembar NTB, karena menyangkut PPKM, tapi sekarang sekarang PPKM jawa sudah memperbolehkan logistic bali jawa, namun ada kendala lain,” ungkapnya.
Dimana, tidak ada kepastian jadwal KM Egon, sehingga mereka mengeluhkan kepada pihak terkait, agar diberikan fasilitas lain, sebagai pengganti KM Egon.
“Supaya logistic ini berjalan lancar dan komunikasi sudah dilakukan dengan pihak egon, namun batal datang dan molor sampai dengan saat ini,” keluhnya.
Menurutnya, barang-barang logistic yang diangkut berbagai macam, dari bahan bangunan hingga sembako, karena bahan kebutuhan pokok di Sumba tergolong tinggi.
”Logistik ini sangat penting, karena ada yang sedang membawa donasi untuk bencana beberapa waktu yang lalu,” imbuhnya.
Adapun jumlah mobil logistik yang masih belum terangkut di Pelabuhan Lembar, sebanyak 38 truk, sehingga secara keseluruhan sebayak 76 orang masih bertahan di Pelabuhan Lembar.
“Untuk tempat tidur dan istirahat dilakukan dimana saja, sepanjang bisa dipakai untuk tidur, awalnya masih ada untuk memenuhi untuk kebutuhan makan minum, ketika unag kita selesai,” ucapnya.
Sehingga, diharapkan kepada pihak terkait, bila memang KM. Egon melayani penyeberangan, agar diganti dengan Kapal lain.
Pengemudi atau sopir truk ini memilih tetap bertahan menunggu Jadawal KM. Egon ini bukan tanpa pertimbangan, sehingga tidak memilih jalur alternative lain menuju ke Sumba NTT.
Eman, salah satu sopir truk logistic ini mengungkapkan walaupun lewat darat, misalnya melalui jalur Sape Bima – Waingapu Sumba, kapal yang melayani route penyeberangan cenderung lebih kecil.
“Tidak bisa memuat untuk kendaraan logistic ini, dimana tinggi muatannya 380, sehingga bila dipaksakan masuk, dipastikan barang muatan hancur saat memasuki kapal,” ungkapnya.
Selain itu, biaya perjalanan Lembar Sape dan waingapu tentunya bakalan membengkak, sementara sudah tidak ada untuk membiayai perjalanan ini.
“Uang sudah habis, sementara pemilik barang menanyakan kapan barangnya tiba, namun setelah diberikan penjelasan, memaklumi akan kesulitan dan kendala yang kami alami,” tandasnya.